Sabtu, 16 April 2011

MAKALAH PERANAN PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN KUALITAS SDM IMPLEMENTASI TERHADAP PENGELOLAAN MANAJEMEN SEKOLAH

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengaharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri ini bisa dilakukan jika ditopang oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan Lembaga Pendidikan ditengah-tengah masyarakat menjadi amat penting.
Lembaga Pendidikan  di tengah masyarakat selain berfungsi sebagai  Agent  of  Cultur,  juga berfungsi selaku  Agent of  change. Dengan demikian lembaga pendidikan mempunyai tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah yang lebih baik  dan berkualitas.
            Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem pendidikan, perlu ditunjang dan didukung oleh masyarakat sebagai pengguna dari hasil pendidikan tersebut (product out put).. 
Pemahaman  tentang masalah-masalah pendidikan bagi masyarakat merupakan suatu hal yang sangat esensial bagi terciptanya dukungan yang mantap dan optimal terhadap program sekolah. Untuk itu diperlukan komunukasi tiga arah antara pihak sekolah dengan masyarakat serta lembaga lainnya..
            Penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengelami perubahan. Paradigma penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah dewasa ini tidak lagi berorientasi pada peningkatan  kuantitas , tetapi lebih menitikberatkan pada peningkatan kualitas lulusan serta peningkatan peran serta aktif warga masyarakat dalam memantau, mendukung, serta mengevaluasi akuntabilitas pelaksanaan program pendidikan. Untuk itu pemeritah meluncurkan program  Manajemen Berbasis Sekolah  serta  Kurikulum  berbasis Kompetensi.
     Berdasarkan asumsi di atas, Lembaga Pendidikan  memiliki kewajiban guna meningkatkan hubungan yang harmonis, baik antara sekolah dengan sekolah lainnya, instansi pemeritah, serta masyarakat dalam meningkatkan penyelenggaraan program pendidikan yang menyeluruh dan terpadu
Sasaran utama pembangunan adalah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat yang maju. Upaya peningkatan kualitas manusia ditujukan untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang akan melaksanakan pembangunan di masa mendatang. Kader-kader bangsa yang berkualitas atau dikenal dengan istilah sumber daya manusia inilah yang menentukan keberhasilan pembangunan. Dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1984, Presiden Suharto berpidato : “yang menjadi andalan utama pembangunan Indonesia bukanlah kekayaan alamnya yang melimpah ruah melainkan kualitas manusia Indonesia. Kualitas manusia Indonesia itulah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya usaha bangsa Indonesia untuk tinggal landas nanti.(BNSP,2006) Dengan mengacu pada pidato Presiden di atas, menjadi jelas bahwa SDM yang berkualitas menjadi kunci keberhasilan bangsa Indonesia untuk tinggal landas, jadi mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM sebagai kader-kader bangsa untuk tinggal landas adalah sasaran strategis yang harus dicapai.
Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia.
Pendidikan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan juga meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga mampu hidup harmoni dan toleran dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kohesi sosial dan memantapkan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis.
Di sisi lain, pendidikan juga memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian dan keterampilan. Tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan yang memadai akan memberi kontribusi pada peningkatan produktivitas nasional.
 Berbagai studi di bidang pembangunan ekonomi memperlihatkan betapa ada korelasi positif antara tingkat pendidikan suatu masyarakat dengan kemajuan ekonomi. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan memiliki nilai ekonomis, karena dapat meningkatkan produktivitas yang memacu proses pertumbuhan ekonomi. (Pedoman Penjamin Mutu, Depdiknas 2007:10)
Berdasarkan pemaparan di atas, yang menjadi inti permasalahannya yaitu:
(1)    Bagaimana strategi yang harus dilaksakan oleh lembaga pendidikan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM?
(2)  Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas  SDM?
(3)   Strategi apa yang relevan guna mengembangkan dan meningkatkankualitas SDM?
Untuk itu diperlukan suatu upaya guna menanggulangi kendala tersebut. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui pengembangan Lembaga Pendidikan  yang betul-betul berorientasi terhadap mutu.
Berdasarkan pembahasan di atas, dalam makalah ini akan diuraikan Peran Pendidikan terhadap Perkembangan dan Peningkatan Kualitas SDM.

1.2.           Rumusan dan Batasan  Masalah
1.2.1.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.   Bagaimana strategi yang harus dilaksakan oleh lembaga pendidikan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM?
2.   Faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas  SDM?
3.   Bentuk Lembaga pendidikan  manakah yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM?
1.2.2.  Batasan Masalah
Ruang lingkup masalah dalam makalah ini yaitu  
      Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, bahwa pengembangan dan peningkatan kualitas SDM akan tergantung kepada Lembaga Pendidikan yang mencetak kader-kader bangsa tersebut. Sehingga tidak akan dapat terealisasi suatu SDM yang berkualitas tampak membangun lembaga pendidikan yang berkualitas pula. Pengalaman empiris menunjukan bahwa lembaga pendidikan yang berkualitas akan menciptakan SDM yang lebih bermutu.
   Sesuai dengan judul Makalah ini yaitu Peran Pendidikan terhadap Perkembangan dan Peningkatan Kualitas SDM, agar tidak terlalu luas dan lebih spesifik,  maka dalam pembahasannya akan dibatasi terhadap upaya lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM pada jenjang lembaga pendidikan sekolah.

1.3.  Tujuan  Makalah
Tujuan dalam makalah ini, yaitu:
Makalah ini disusun untuk memberikan bantuan, penjelasan, dan ketentuan secara umum bagi para pemangku kepentingan pendidikan pada tingkat penyelenggara di satuan pendidikan. Dengan adanya bahasan dari makalah ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan:
1.  Memiliki persepsi yang sama tentang penjaminan mutu Sekolah/ lembaga pendidikan yang efektif, efisien, dan inovatif;
2.  Menjabarkan secara operasional sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan Sekolah/ lembaga pendidikan yang berorientasi pada mutu,
3.  Memberikan gambaran dalam melaksanakan seluruh proses penjaminan mutu Sekolah/ lembaga pendidikan mulai dari kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pemantauan, pengevaluasian, dan pelaporannya
4.      Untuk  mendapatkan gambaran strategi yang harus dilaksakan oleh lembaga pendidikan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM?
5.      Guna mendapat gambaran faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap  pengembangan dan peningkatan kualitas  SDM?



BABII
LANDASAN TEORI

2.1.  Pengertian
 Manusia yang berkualitas memiliki keseimbangan antara tiga aspek yang ada padanya, yaitu aspek pribadi sebagai individu, aspek sosial dan aspek kebangsaan. Peranan pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.    Manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi fisik dan nonfisik, dengan potensi potensi tersebut manusia mampu berkarya dan berbudi pekerti luhur.
 Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi fisik dan nonfisik, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. John Vaizei dalam bukunya Education in the Modern World (1965) mengemukakan peranan pendidikan sebagai berikut : (1) melalui lembaga mengemukakan peranan pendidikan tinggi dan lembaga riset memberikan gagasan-gagasan dan teknik baru, (2) melalui sekolah dan latihan-latihan mempersiapkan tenaga kerja terampil berpengetahuan, dan (3) penanaman sikap. Selain itu  penting bagi orang tua untuk menyadari unsur-unsur utama potensi manusia yang harus dipenuhi, sehingga keluarga dapat lebih berperan dalam pembinaan perkembangan anak. Unsur-unsur utama potensi manusia itu adalah :
a.    Ketahanan fisik
Untuk memperoleh tubuh yang sehat anak harus mendapatkan pemenuhan gizi yang sehat dan seimbang. Anak juga memerlukan pelayanan kesehatan. Rendahnya gizi akan berakibat pada daya tahan tubuh terhadap penyakit, akibatnya tidak hanya berpengaruh pada produktifitas kerja tapi juga berdampak pada sikap hidup yang tidak memiliki motivasi atau semangat untuk merubah nasib. Derajat kesehatan sangat mempengaruhi perkembangan kualitas manusia. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal harus selalu diupayakan


b.    Kebutuhan psikologis
Untuk tumbuh kembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rokhani, anak membutuhkan pemenuhan kasih sayang dan perhatian. Sentuhan-sentuhan yang memancarkan kehangatan, ketulusan, kedamaian yang dipancarkan orang tua memiliki makna hakiki yang begitu mendalam bagi fungsi-fungsi jiwa seorang anak, seperti fungsi berfikir, merasa, mengindra dan mengintuisi. Ke empat fungsi dasar ini- melalui mekanisme yang kompleks- akan membentuk individualisasi seseorang, yaitu proses untuk menjadi jati diri atau realisasi diri.

c.    Kebutuhan Spiritual
Secara kodrati dimensi spiritual sudah dibawa sejak manusia lahir, namun perwujudannya dalam kehidupan beragama terjelma berkat pengaruh lingkungan dan pendidikan. Karena itu keluarga adalah media utama dan pertama dari pembentukan manusia-manusia takwa. Situasi rumah yang islami dan kesediaan orang tua dalam mempraktekkan nilai-nilai islam di rumah, sangat berpengaruh positif bagi anak-anak untuk membentuk dirinya menjadi manusia-manusia yang iman dan takwa.
2.    Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kesetiakawanan sosial, tanggung jawab sosial dan disiplin sosial.
Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”.
Untuk itu sekolah berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat menghendaki (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya pemahaman diri sendiri.

3.     Manusia yang memiliki aspek kebangsaan mernpunyai rasa cinta tanah air, jiwa patriotik dan berwawasan masa depan.
Eksistensi kebangsaan nasional perlu dipertahankan dengan berbagai cara antara lain memupuk identitas nasional pada generasi muda, penanaman kesadaran nasional. Kesadaran nasional perlu dibangkitkan melalui kesadaran sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif di masa lampau atau nasib bersama di masa lampau yang menggembleng nation. Tanpa kesadaran sejarah tak ada identitas dan tanpa orang tak kepribadian atau kepribadian nasional. Kesadarari nasional, menciptakan inspirasi dan aspirasi nasional, keduanya penting untuk membangkitkan semangat nasional. Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai setiap warga negara yang wajib secara moral (moral com-mitment) dengan loyalitas penuh pengabdian diri kepada kepentingan negara, (Kartidirdjo, 1993).
 Prinsip nasionalisme sebagaian tujuan pendidikan nasional adalah : (1) Unity (kesatuan persatuan) lewat proses integrasi dalam sejarah berdasarkan solidaritas nasional yang melampaui solidaritas lokal, etnis, tradisional, (2) Libcrty (kebebasan) setiap individu dilindungi hak-hak azasinya, kebebasan berpendapat, berkelompok, kebebasan dihayati dengan penuh tanggung jawab sosial, (3) Equality (persamaan) hak dan kewajiban, persamaan kesempatan, (4) Berkaitan dengan prinsip ke 2, ke 3 ada prinsip kepribadian atau individualitas. Pribadi perorangan dilindungi hukum antara lain dalam hak milik, kontrak, pembebasan dari ikatan komunal dan primorial (5) Performance (hasil kerja) baik secara individual atau kolektif. Setiap kelompok membutuhkan rangsangan dan inspirasi untuk memacu prestasi yang dapat dibanggakan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembudayaan, pernyataan dan pengamalan nilai nilai budaya nasional yang akan mampu memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Pendidikan yang berkualitas dibangun di dalam tiga dimensi yaitu pemerintah/dinas pendidikan, sekolah, dan masyarakat. Ketiga  dimensi tersebut bersinergi positif demi terciptanya lingkungan dan suasana pendidikan yang kondusif. Kondisi inilah yang akan  melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan siap merealisasikan ide-ide kreatif untuk membangun bangsa yang lebih maju.



2.2.  Konsepsi dan Karakteristik Lembaga Pendidikan Yang Bermutu
2.2.1.  Konsepsi
1.  Lemabaga pendidikan yang Berkualitas
Sekolah/lembaga Pendidikan berkualitas, merupakan “Sekolah/Lembaga Pendidikan yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum Nasional dan  internasional”.
Esensi dari rumusan konsepsi Sekolah yang berkualitas tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Sekolah/Lembaga Pendidikan yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan yaitu Sekolah/Lembaga Pendidikan yang sudah melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
2. Diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan serta mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
            Guna mencapai target di atas, dapat dilaksanakan melalui dua cara sebagai berikut:
a. Adaptasi yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan
b. Adopsi yaitu penambahan unsur-unsur tertentu yang belum ada di sekolah tersebut, dengan mengacu pada standar pendidikan salah sekolah unggulan lainnya baik sekolah yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
2.2.2. Karakteristik
Sekolah yang berkualitas,  memiliki karakteristik keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan nasional dan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek. Pengakuan tersebut ditandai dengan penggunaan standar pendidikan nasional atau internasional dan dibuktikan dengan hasil sertifikasi berpredikat baik.
 
BAB III
PEMBAHASAN
PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN KUALITAS SDM
3.1. Standar Pengembangan
3.1.1. Akreditasi
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan keberhasilan memperoleh akreditasi yang sangat baik. Akreditasi menentukan kelayakan program pendidikan dan/atau satuan pendidikan itu sendiri. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu perolehan sertifikat akreditasi minimal ”predikat A” dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Lembaga Pendidikan (BAN S/M). Dengan memperoleh ”predikat A” pada setiap periode akreditasi berarti bahwa Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas setiap saat selalu menunjukkan keunggulan kinerja yang sangat baik dan sekaligus merupakan pengakuan terhadap kemampuan Sekolah/Lembaga Pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan secara optimal.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu hasil akreditasi yang baik dari badan akreditasi sekolah pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
3.1.2. Kurikulum
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum merupakan acuan dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal sebagai berikut:
1) menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
2) menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK;
3) memenuhi Standar Isi;
4) memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing;
2) muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan
3) menerapkan standar kelulusan sekolah/Lembaga Pendidikan yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.
3.1.3. Proses Pembelajaran
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah/Lembaga Pendidikan lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator;
2) diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;
3) menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;
3.1.4. Penilaian
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengendalikan mutu pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Penilaian.
3.1.5. Pendidik
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan guru yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pendidik memiliki peranan yang strategis karena mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pendidik.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK;
2) Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi untuk SD/MI;
3) Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi  untuk SMP/MTs; dan
5) Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi  untuk SMA/SMK/MA/MAK.
3.1.6. Tenaga Kependidikan
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan kepala sekolah/Lembaga Pendidikan yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya, yaitu sebagai pemimpin manajerial-administratif dan pemimpin manajerial-edukatif. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Kepala Sekolah/Lembaga Pendidikan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah/Lembaga Pendidikan berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah;
2) Kepala Sekolah/Lembaga Pendidikan mampu berbahasa Inggris secara aktif; dan
3) Kepala Sekolah/Lembaga Pendidikan bervisi nasional dan internasional, mampu membangun jejaring nasional dan  internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneural yang kuat.
3.1.7. Sarana dan Prasarana
Mutu setiap Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan kewajiban sekolah/Lembaga Pendidikan memiliki dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Sarana dan Prasarana.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK;
2) Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; dan
3) Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya.
3.1.8. Pengelolaan
Mutu Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis sekolah/Lembaga Pendidikan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pengelolaan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya ISO 14000;
2) Merupakan sekolah/Lembaga Pendidikan multi-kultural;
3) Bebas narkoba dan rokok;
4) Bebas kekerasan (bullying);
5) Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah; dan
6) Meraih medali tingkat nasional atau internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

3.1.9. Pembiayaan
Mutu Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pembiayaan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan.


3.2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dan/atau mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan penyelenggaraan Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas yang berdasarkan pada komponen-komponen penjaminan mutu Sekolah/Lembaga Pendidikan Berkualitas. Pelaksanaan evaluasi dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)  kejelasan tujuan dan hasil yang hendak diperoleh dari evaluasi,
2) pelaksanaan dilakukan secara komprehensif (input, proses, dan output), objektif, transparan, dan akuntabel,
 3) dilakukan oleh evaluator yang profesional,
 4) dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan,
 5) dilaksanakan tepat waktu,
6) dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, dan
7) mengacu pada indikator keberhasilan kinerja.

Jumat, 08 Oktober 2010

BURONAN


BURONAN

            Sadatangna ka Bandung, Kuring ditempatkeun di hiji asrama tenaga kerja. Angkeuhan mah hayang geura-geura balik ka imah, geus sono kapamajikan meh ampir tilu taun ditinggalkeun, meureun ayeuna tos teu sabar ngarep-ngarep kuring balik.
            Salila di asrama pagawean teh ngan Catur, jeung kalan-kalan Gapleh. Eta oge tambah kesel narawang mangsa katukang di perkebunan kalapa Sawit di Malasya. 
            Jejeg sabulan Kuring jeung nu lianna kakara diidinan mulang ka kulawarga masing-masing. Sajung-jungeun rek indit pisan, malah rangsel nu dieusian ku pakean ge geus disolendangkeun, tina kaca jandela katingali di luar aya nu leumpang muru kamar Kuring. Sidik nu datang teh sobat dalit, ma’lum mawuh ti keur masih keneh pendidikan tenaga kerja pikeun luar negri.
            ”Rek terus balik ayeuna Ilaing teh?” ceuk manehna bari ngajak sasalaman.
            ”Nya heueuh atuh, pikaru rek cicing wae didieu!...hoream tiris euy, di asrama mah”. Kuring nembalan bari seuri.
            ”Enya Dewek ge ngarti !” walon Maryono daria naker. Manehna teh asalna ti tegal, ngan digedekeun di Bandung ngilu jeung lanceukna. Sanggeusna ngilu pendidikan tanaga kerja, manehna mah terus cicing di asrama jadi tenaga administrasi, nepika kiwari. Sok sanajan geus boga pacabakan jeung panghasilan nu matuh, manehna mah tetep wae bubujangan.
            ”Kieu yeuh Jaka, pangna Dewek ngahaja datang ka silaing oge, rek ngabadamikeun pamajikan maneh”. Deg hate asa aya nu ngaganjel, ngadadak cing seredet siga aya kila-kila nu teu hade. Aneh hate jadi teu pararuguh. Kakara ayeuna Maryono nyaritakeun pamajikan Kuring bet asa beda.
            ”Naha kunaon pamajikan Kuring teh geuring? Atawa manggih kacilakaan salila Kuring di Malasya?” Kuring rusuh nanya ka manehna.
            ”Lain.” tembalna.
            ”Lain ?...na aya naon atuh?”kuring nanya beuki panasaran.
            ”Hade ku Dewek diterangkeun ! tapi saencana Dewek menta dihampura geus ilubiung kana rumahtangga Ilaing”. Walonna diselang heula ku ngagesek-gesekeun kuntung roko  kana asbak. Kuring ngawaskeun bari tetep diuk ngadago naon nu rek dicaritakeunana.
            ”Silaing ge nyaho yen Dewek teu kapapancenan pikeun indit ka Malasya, Dewek dibere pancen pikeun ngalatih tenaga kerja lianna nu baris diiangkeun ka ditu.”. Maryono ngamimitian nyarita deui.
            ”Tapi sok sanajan riweuh ku pagawean, Dewek sok ngahajakeun nitenan pamajikan Ilaing bisi komaonam. Maksud teh bisi gering”.
            ”Nuhun atuh ari Silaing merhatikeun kulawarga Dewek mah”. Walon Kuring nganuhunkeun.
            ”Sanggeus dititenan Ku Dewek, sihoreng teh pamajikan Ilaing ngayakeun deui hubungan jeung urut kabogohna bareto.” Mani asa kapupul bayu ngadenge caritaan kitu ti sobat dalit teh. Kuring ngaheruk, asa percaya asa henteu.
            ”Jaka,...! Dewek lain rek ngabaruntakeun rumah tangga Ilaing, tapi kanyataanana memang kitu ! eta mah Silaing rek percaya, rek henteu, ngan Dewek salaku sobat Silaing geus ngabejaan”.
            Beungeut karasa beureum. Harepan endah anu geus dirarancang ti bulan kamari keneh ngadadak buyar, diganti ku rasa amarah nu ngagedur dina jeroeun  dada.
            ”Jaka,...Dewek ngabejaan kitu teh bakat teuing ku nyaah ka Anjeun, geus asa jeung dulur sapakuhinis. Dewek oge lamun ngagugu napsu mah hayang mateni ka eta lalakina teh, euy !” Kuring tetep diuk teu ngajawab sakemek-kemek acan. Dada karasa panas. Leungeun tipepereket meureup nahan napsu. Gebro,...Kuring nonjok meja satakerna. Maryono ngarenjag, reuwas sigana mah.
            ”Nuhun, Mar !.... Kuring  jangji moal waka balik ka imah pamajikan, tapi rek disilidik heula, lamun caritaan Silain bener, eta lalakina ku Dewek rek dipateni ! Kuring sanggup modaran jalma !” Nyarita satengah ngagorowok. Kep, kana peso Balati nu nogel dina cangkeng. Ret ka Maryono. Peso ditimang-timang dina dampal leungeun. Peso anu ngabaturan Kuring ngumbara di lemah cai deungeun, peso anu pernah rek dipake niruk jantung urang  asing ku sabab ngahina pagawe Indonesia. Maryono nu tadi diuk gigireun Kuring nangtung, sarta mundur salengkah. Kuring tipepereket nyekelan peso, awak ngadegdeg, dada pinuh ku amarah. Gajleng,...! luncat kaburuan. Belesat peso dibaledogkeun ka hayam anu keur ngoreh di sisi pager. Crebb,...! niruk kana dadana. Kusek,..hayam sapada harita paeh kekerejetan ngaleupaskeun nyawa. Ciak-ciak,...anak hayam teh cing cariak nenjo indungna paeh katiruk ku peso. Cakakak,...Kuring seuri ngalenggak.
            ”Lamun bener pamajikan Dewek nyeleweng, lalakina bakal sanasib jeung hayam! Si Imas ku Dewek baris digorok tikorona !” Kuring susumbar.  Maryono ka luar, nyabut peso Kuring dina dada hayam.
***
            ”Enjingna di bumi Saderek di jalan Sukajadi aya raja pati. Anjeun nu mergasan?” ceuk Kapten Arman ti polisi  reserseu nu mariksa Kuring, manehna neuteup seukeut. Kuring seuri ngagakgak ngeunah pisan. Nyengseurikeun kapten intel nu ceuk pangrasa mah kacida bodona.
            ”Oh,...Muhun-muhun,...pangna Sim Kuring ditahan di ieu Sel oge nya?” Walon teh bari seuri sinis.
            ”Saderek Jaka lepat sangki ! kitu deui Saderek Maryono. Eta pamuda anu amengan ka tuang istri teh saleresna wargina keneh”. Kapten Arman neruskeun deui omonganana. Kuring ngan saukur unggeuk. Poe ieu mangrupa poe nu katilu Kuring dipenjara jeung diinterogasi, ngeunaan raja pati di imah Kuring.
            ”Sok caritakeun deui naon-naon nu kalaman ku Anjeun ! terangkeun cing langkung jentre !” Kapten Arman nitah deui Kuring nerangkeun kumaha Kuring mateni eta pamuda.
            ”Naha Kapten yakin Kuring nu mergasa eta pamuda?” kuring malik nanya.
            ”Silaing bisa ngabela diri, jeung bisa mungkir. Tapi bukti geus kuat yen Silaing nu matenina !”
            ”Cing mana buktina yen Kuring nu mateni eta pamuda teh?” walon teh rada nyeneu. Angkeuhan samemeh dipenjara hayang ngabela diri heula.
            ”Hahahaha...! naha Anjeun siga nu bodo tur teu eling? Na teu rumasa sataun ayeuna geus jadi buronan? ” Kapten Arman seuri ngagakgak bari jeung ngalenggak. Asa lucu meureun ningali Kuring siga nu balelo. Kapten Arman neruskeun deui omonganana,
            ”Hade,...ku Kuring dijelaskeun, bisi Anjeun panasaran mah. Ti ngawitan saderek balik ti asrama, enjingna di bumi saderek aya raja pati. Hiji pamuda nu namina Subandi ditiruk dadana ku peso balati nepika perlayana. Saatosna disidik eta peso teh aya sidik jari Anjeun, sarta aya saksi nu ngayakinkeun kapolisian, yen eta peso teh milik saderek Jaka”.
Kapten Arman eureun heula nyaritana,  song ngasongkeun peso nu dibungkus ku palastik. Ku Kuring ditampanan. Leungeun ngadadak ngadegdeg. Bener ieu peso teh milik Kuring nu dipake mateni Subandi tea.
”Ti harita saderek ngiles taya laratanan. ku polisi diuber-uber meh ampir sataun. Ti harita saderek jadi buronan”. Kuring seuri disebut jadi buronan teh. Kapten Arman neruskeun deui omonganana bari neuteup seukeut siga hayang nyaho reaksi Kuring narima carita ti manehna.
”Sanggeus polisi nyaho yen eta teh peso saderek, teg wae yen nu mateni Subandi teh saderek Jaka. Komo deui aya katerangan ti Maryono yen Anjeun, Jaka pernah ngancam rek maehan eta pamuda.” Kapten Arman eureun heula nyaritana, neuteup seukeut, aya rasa seber nu ngancik dina diri.
”Kuring ngainterogasi istri saderek. Anjeuna nganken nalika Subandi nuju calik dipatengahan jeung manehna, aya nu asup hiji lalaki ditaregos, langsung nusukeun peso kana dada Subandi”.
”Teras kumaha Kapten?” kuring nanya panasaran.
”Polisi naroskeun naha panto tos di konci? Istri saderek  ngangken ponto tos dikonci., sarta mere katerangan nu nyekel konci teh ngan duaan, manehna nya eta istri saderek jeung saderek ku Anjeun . kuring ngan ukur mesem ngadenge kitu teh.
”Tah ayeuna bukti-bukti tos kuat tur jelas, saderek Jaka nu maehanna! Naha saderek rek tetep keneh mungkir?” Kapten Arman eureun heula bari neuteup seukeut.
Jung Kuring nangtung, porosot ngalaan beubeur, terus digolerkeun dina meja. Kapten Arman ngawaskeun kalakuan nu dilakukeun ku Kuring harita. Paromanna kacida heran tur panasaraneunana, naon nu baris dilampahkeun ku Kuring satuluyna.
”Kapten !... Kuring lain nu maehan eta pamuda.” harita Kuring ngamimitian muka carita.
            ”Nalika ti asrama, mulang teh ngahaja tos peuting. Angkeuhan mah hayang ngabuktikeun omongan Maryono, naha bener atawa ngan saukur akon-akon. Dugi ka rorompok,  Kuring teu terus asup ka imah, tapi langsung nyempod dina sisi pager Kibeling. Ti belah Kaler katingali aya hiji lalaki asup ka pakarangan imah. Hate jadi ratug!...teg wae ieu meureun lalakina nu ngaheureuyan pamajikan Aing teh”. Di selang ku neureuy ciduh, asa beurat rek ngedalkeun bangbaluh nu tos ampir sataun disidem dibuni-buni.
            ”Barang  si lalaki nepi ka hareupeun panto, katingali pamajikan Kuring anu mukakeun pantona oge. Katojo ku cahaya listrik, katingali beungeut pamajikan Kuring mani marahmay, bangun nu kacida atohna”.
            ”Teras,...naon nu dipilampah ku saderek harita?” Kapten Arman motong kalimah.
            ”Angkeuhan mah Kuring teh hayang asup ka jero,  tapi Kuring ngadadak ngabatalkeun pamaksudan, sabab aya deui nu asup ka buruan imah, katingali nu ieu mah rada culang-cileung, siga sieun katohyan manehna aya di dinya. Gebeg,..Kuring reuwas, sabab eta lalaki nu anyar datang teh taya lian ti Maryono”. Kuring nyelang heula eureun narik napas sababaraha kali. Katingali Kapten rada kerung.
            ”Naha aya naon manehna bet ka dieu? Harita Kuring beuki panasaran”. Ceuk kuring siga nu ditujukeun Kapten Arman.
            ”Salajengna naon nu kapendak ku saderek?” Kapten Arman terus nalek bangun nu kacida panasaraneunana.
            ”Di jero imah kakuping aya nu parasea  suanten lalaki. Teu lami aya nu ngajerit suanten istri nu katahan”. 
            ”Cobi teraskeun deui cing langkung tandes!” Kapten nitah deui ka Kuring. Manehna menerkeun tipe nu dipake ngarekam omongan, sarta ngisedkeun korsi jadi leuwih deukeut.
            ”selang sababaraha menit di lebet aya nu ka luar, sihoreng teh Maryono gura giru naker. Enjingna kapendak aya raja pati, sarta Sim Kuring nu dituduh nu maehanana”.
            ”Ari ieu peso saha nu nanceb dina dada korban? ” ceuk Kapten Arman bari rada kerung, halisna meh ampir tepung.
”Duh,...kudu ngabongkar deui fakta nu aya?” ceuk Kapten Arman. Sorot panonna aya rasa nuleah.
            Song kuring ngasongkeun surat, nu kapanggih di imah kontrakan Subandi. Lalaunan ku Kapten Arman dibuka, paromanna katingali marahmay, panonna neuteup anteb ka Kuring.

            ”Tah, palebah dinya Kuring gaduh jawabanana, tapi mangga ayeuna mah ku kapolisian wae kedah dibongkar.” ceuk kuring, rada tatag. Aya rasa nu ngemplong, aya harepan nu mimiti ngalangkang. Harepan bisa leupas tina sarigsig beusi geus nembongan.

Tenjolaya, Bogor, 10 Oktober 2010

Sabtu, 02 Oktober 2010

CARPON


SI DENOK

Mani rancucud balik ti sakola teh, teu kuhanteu meh unggal poe hujan ngageder wae, sok sanajan make jas hujan angger wae baseuh da eta jasna geus heubeul teuing. Barang asup ka jero imah kontrakan, kasampak nu boga imah keur kekerod ngaputan kutangna nu dijieun tina kaen, direret ku juru panon, duh mani geus belel oge masih keneh dikaputan, beda meureun ari kolot baheula mah sok apik.
“Geuning tos mulih cep guru?” nu boga imah nyelengkeung, bari ngareret ka kuring. Disebut encep teh karasa irung asa nambahan, awak tiris oge ari disebut encep mah langsung asa haneut deui.
“Matakna ceuk Nini oge geura enggal gaduh bojo geura, ulah nyorangan bae.” Nu boga imah neruskeun cacaritana, kuring ngan ukur ngabelehem, saha atuh jalmana nu teu hayang buru-buru rarabi, hate ngagerentes,
 “Pan aing cicing ngontrak di imah ieu oge keur ngaheroan Si Denok incu nini!” noroweco dina jero hate teu wani kedal, menta incuna rek dipikanyaah, aya bangbaluh nu beurat dina jero dada kaluar ngan ukur rumahuh. Gek diuk dina korsi hoe tengah imah nyanghareupan nu kakaput.
“Mun si Eneng incuna nu keur kakaput teh, iklas rek ngabaturan sok sanajan kudu sapeuting jeput” hate noroweco, nu kedal mah ngan ukur napas nu ngarahuh.
“Neng,...neng,... mawa cai panas ka dieu yeuh keur bujang olot!” si nini nyelengkeung nitah incuna. Hate mani ngaleketey, disebut bujang kolot teh. Asa kacida teuing dasar nini-nini kolopetong. Sok sanajan rumasa umur geus kapala opat ari langsung ditogmolkeun kitu mah teu burung wae hate teh peurih, mangkaning di hareupeun Si Denok, nu keur diheroan. Rumasa Kuring teh euweuh kawani sok sanajan kaimpleng wae beurang peuting, tapi wawanen teu daek teger pikeun ngedalkeun gerentes batin, sok sanajan duriat beuki lila beuki ngentab-ngentab. Ku babaturan sakantor di sakola remen dihatean pikeun buru-buru rumah tangga pajarkeun teh lalaki mah wenang, tapi edas, hate can aya kawani rumasa boga rupa kurang hade, huntu rada nonghol kahareup, awak pendek, beuteung rada bucitreuk. Sakapeung mah sok rada ambek lamun kadenge barudak di kelas sok cing kecewis “aya pa gino....aya pa gino” mimitina mah teu ngarti ari dilenyep-lenyep gino teh hartina gigi nonghol. Dalah dikumaha dasar barudak, sakapeung mah sok ngarasula. Pipikiran  jadi ngacacang ka ditu-ka dieu. Lamunan nu marawudah kagebahkeun ku sora halimpu, nu beurang peuting teu weleh kapicangcam.
“Mangga Pa, cai kopina meungpeung masih panas !”  bari nyarita kitu teh manehna diuk di gigireun ninina, hate mani bungangan komo ningali dilak panonna anu buled, sarta imutna nu kareueut, dipasieup ku kempot pipi sabeulah  lir liang undur-undur. Hate bunganga asa bagja kacida, dipangnyieunkeun kopi ku Si Denok mah. Teuing ku geumpeur, teuing ku atoh atawa kasima ku keletna Nyi Mojang, teu talangke regot kopi teh diuyup disakalikeun, gurubug awak mani ngorejat, biwir genteul asa tutung bakating ku panas, huntu dua nu nonghol rarasaan mah silih sered paheula-heula dina jandela biwir  teu kuateun ku panasna cai kopi, Si Denok mesem nungkupan biwirna. Kuring rampang-reumpeung neangan pamuntangan, teu ku hanteu gap kana kutang Si Nini nu ngalumbuk ledak-ledak pake ngelapan biwir, hieuk bau haseum nu teu pararuguh. Si Denok beuki ngehkey nyengseurikeun kuring nu pakupis.
Ti kajadian harita kuring teu wani deui nyanghareupan Si Denok era ku kalakuan nu teu tarapti. Harepan nu ngagedur antukna ditendeun dina lalangse hate.

Rabu, 28 Juli 2010

Pangdeudeul kanggo pangajaran maca di kelas

CONTO MACA WARTA BASA SUNDA SAMPURASUN………….. WARTA SABUDEUREUN KABUPATEN BOGOR Didugikeun ku sim kuring, Mutiara Windya Mariyam PAMIARSA SADAYANA WILUJEN NGABANDUNGAN Warta Ekonomi, Di kecamatan Tenjolaya kabupaten Bogor, tanggal 17 Mei 2010, tos diayakeun hiji gempungan anu diluluguan ku kelompok Tani Sukasari. Numutkeun ketua kelompok tani bapa Haji Dadang sutisna, ka majalah dinding Sadar, nandeskeun yen para patani di wewengkon Kecamatan Tenjolaya geus sapuk dina ngolah taneuh bade ngagunakeun tanaga munding sarta rek ninggalkeun teknologi traktor. Hal ieu diebrehkeun ku Haji Dadang, yen tenaga traktor teh jaman kiwari mah tetela leuwih ngarugikeun ti batan nguntungkeun. Lianti merlukeun bahan bakar anu mahal, perawatan mesin nu merlukeun biaya nu gede, oge bisa ngaruksak lingkungan tina hasil kotoran sesa oli nu murag kana taneuh. Antukna taneuh sawah jadi teu subur. Haji Dadang leuwih jauh ngebrehkeun yen kelompokna sapuk dina ngolah taneuh ngagunakeun munding teh, sacara ekonomi baris nambahan kana panghasilan para patani. ku sabab lianti teu kudu meuli parabna, kotoranana bisa dipake gemuk, oge harga jual daging munding leuwih mahal tibatan daging sapi. Malah nu leuwih penting ceuk haji Dadang mah munding mah bisa nambahan ku cara anakan, pan ari traktor mah lain nambahan malah beuki lila bakal jadi ruksak nu antukna jadi beusi tua sarta harga jualna dikilo. Nurutkeun haji Dadang, kelompokna kacida pisan miharep pamarentah bisa ngarojong kana program kelompokna, sangkan bisa tereh kahontal dina ngamajukeun ekonomi para patani di kabupaten Bogor. Sakitu warta ekonomi di sabudeureun kabupaten Bogor, Cag,.. urang teundeun dihandeuleum sieum, urang tunda dihanjuang siang. Wilujeng siang.......

Sesebred bari nundutan

Hayang Katingali Gagah Mang Uhe,pasosore rap make baju hansip, dangdak-dengdek dihareupeun kaca, jrut..turun ka luar, tatangga nu keur ngawangkong cing balieur, Koneh : "Uhe...Uhe..nanaon kitu patut !" ceuk nyi koneh pamajikana gogorowokan bari nyingsatkeun samping bakating ku ambek. Mang Uhe rungah ringeuh Uhe : "Aya naon koneh ? siga nu burung gogorowokan ka kami?" Mang Uhe malik nyentak. Nyi Koneh muncereng Koneh : "Eta panakol kohkol teu dituruban?" bari nunjuk ka handapeun bujal mang uhe. Mang Uhe ngagurubug, berebet lumpat ka jero imah bari nuruban sirah ku dua ramona. Salah Harti Mang Uhe seuri koneng jeung pamajikanan, basa tali kolorna dipake ku anakna jang Adoy nalian langlayangan, pajarkeun teh jimat cenah pedah ngarah meunangan diaduna. pedah ngadenge ceuk indungna tali kolor bapana teh kuat jeung liat tara eleh, da meunang ngajampean unggal peuting. Ngadu Huntu Mang Uhe sila mani anekak nyanghareupan sambel belut dina coet. Uhe : "cing Nyi Koneh sangu teh bawa kadieu, sakalian jeung bobokona," barikumetap, Nyi Koneh mawa boboko eusina majalah Barakatak jeung duit 5 ratusan tilu siki. Uhe :."Nanaonan Koneh !....mana kejona?" bari muncereng. Koneh : "Teu kudu ngadahar kejo..pan akang mah ti isuk jedur geus seubeuh ngadahar majalah !" ceuk Nyi Koneh bari manyun, puguh wae atuh hontuna anu tonggar mani balap rabul ka luar pasesedek. Uhe : “Ari ieu duit 1500 keur naon?"..ceuk mang Uhe mani muncereng, teu eleh geleng huntu tonggar nu ngan kari dua siki ngilu rajol nonghol dina jandela biwirna. Koneh : "pikeun nambahan biaya ka rumasakit jiwa kang!" ceuk Nyi Koneh bari ngaleos.

Neuleuman Pangaweruh Kabahasaan Pikeun Kls 7


1.1.    Fonologi
Fonologi nya éta widang elmu  basa anu nalungtik ngenaan fonem. Sacara gurat badag fonologi ngawengku dua widang garapan, nya éta fonetik jeung fonemik.
Fonetik nya éta widang elmu  basa anu nalungtik ngenaan sora-sora basa anu aya dina ucapan (parole). Sedengkeun  ari fonemik nya éta widang fonologi anu nalungtik ngeunaan fonem-fonem.
Fonem nya éta sora basa anu pangleutikna nu ngabedakeun harti. Fonem dina basa Sunda aya dua rupa, nya éta fonem vokal jeung fonem konsonan.

1.1.1. Fonem vokal
            Dina basa Sunada vokal téh aya tujuh, nya éta;  a,  e,  u, o, i,  e’,  jeung  eu . Dina ngawangun kecap vokal téh bisa nempatan posisi di awal, di tengan jeung di tungtung, iwal ti vokal   “ e “ anu ngan bisa nempatan posisi di awal jeung di tengah wungkul.
            Geura urang titenan contona !

Vokal
awal
tengah
tungtung
Katerangan
a
anduk
palay
Nangka

e
imah
pindah
Konci

u
uncal
kusir
Palu

e'
elmu
semah
Sare

o
oray
loba
Kilo

e
engkol
bengal
-
Teu bisa ditungtung
eu
eusi
beunghar
Henteu



1.1.2.      Vokal  ngantet
Vokal ngantet nya éta vokal anu ngantet henteu kaselang kukonsonan. Vokal ngantet  aya dua rupa, nya éta vokal ngantet anu sarua, umpamana : aa, ii,  uu, oo, jeung vokal ngantet anu teu sarua, umpamana: au, ai, au, ea, jeung sajabana.

Geura urang titenan contona ieu di handap !

Vokal ngantet nu sarua
Conto              kecap\ morfem
Vokal ngantet  nu teu sarua
Conto               kecap \ morfem
ii
Tiis
Ia
miang
ee
hees, tees
Ie
rieg
aa
Caang
Iu
hiu
uu
Buuk
Io
lio
oo
Toong
Ieu
rieut


1.1.3.  Fonem Konsonan
Fonem konsonan basa Sunda ngawengku fonem: h, n, c, r, k, d, t, s, w, l, p, j, y, ny, m, g, b, ng.  Conto pamakean fonem konsonan dina kecap, di antarana bisa di titenan di handap ieu !
Konsonan
awal
tengah
tungtung
Katerangan
H
harga
tahu
Murah

N
narik
bantal
Lawon

C
cangkir
gancang
-
Teu aya konsonan tungtung
R
rieut
sirah
Lieur

K
kompor
saksi
Merak

D
daging
kuda
Kurud

T
tangkal
kentang
Petot

S
saderek
usup
Mamas

J
jimat
gajih
-

Ny
nyaba
nyair
-

M
munding
domaba
Ngosom







1.2.  Pola Engang
Pola engan nya éta kombinasai antara vokal jeung konsonan dina ngawangun engang. Jumlah engang (suku kata) dina unggal kecap téh henteu sarua, aya nu ngan saengang, dua engang, tilu engang, aya anu leuwih.  Geura urang titenan conto ieu di handap !
            Kah, tah, tuh, sok,                    :  saengang  ( teu bisa dirucat)
            da-har, nang-ka, sam-peu         :  dua engang
            ma-neh-na, in-dit-na                 :   tilu engang
            ka-ca-ma-ta, bo-bo-go-han       :   opat engang, jeung sajabana.

1.2.1.  Wangun fonem engang basa Sunda asli
            wangun fonem engan dina basa Sunda aya anu manrope sampakan (asli), jeung aya nu mangrupa  serepan tina basa asing, atawa disebut basa kosta. Wangun engang basa Sunda asli di antarana:
            1.  V                          :  a-ya,  i-eu, u-lin, eu-weuh, jsb
            2.  VK                       :  an-cin, in-dung, ang-kat, jsb
            3.  KV                       :  te-ko, re-a, ba-pa, ku-ya,
            4.  KVK                    :  ka-sur, ban-jar, un-cal,
            5.  KKV                    :  ti-bra, pra-ja, pra-muka
            6.  KKVK                 :  ra-cleng,  ra-jleng,- tu-bruk, jsb.                    

1.1.2.      Wangun fonem engang basa Sunda tina basa asing
Conto kecap anu mibanda pola engang tina basa asing, ngawengku:
            1. VKK                     :  eks-trim, eks-por,
            2.  KKKV                 :  stra-te-gi,
            3.  KKKVK              :  struk-tur,
            4.  KKVKK              :  trans-por-ta-si, kom-pleks